28 February 2007

Apa Web 2.0 ? (Salah Kaprah AJAX dan Web 2.0")


Saya tertarik untuk membuat tulisan ini karena dari beberapa artikel yang saya baca, terutama dari media cetak lokal terdapat salah kaprah mengenai AJAX dan Web 2.0. Ini penting untuk anda ketahui karena beberapa penulis artikel komputer tidak mempunyai latar belakang komputer melainkan mencomot tulisan sana-sini yang berasal dari Internet bahkan dari Wikipedia yang mungkin berasal dari penulis yang tidak kompeten di bidangnya.

Programmer yang pernah mendevelop Web App sebelum jaman AJAX bergema, tentu saja tersenyum ketika jargon AJAX muncul di sana-sini, apalagi bagi mereka yang berkutat di era mainframe. Di lain pihak bagi programmer RAD seperti Delphi dan VB tentu tidak asing lagi dengan Intraweb dan DevExpress yang jauh-jauh hari sudah ada. Sekali lagi, ramalan I Made Wiryana tentang pekembangan IT semakin mendekati buktinya, meskipun dituangkannya dalam bentuk lamunan, mungkinkah ia pernah dikirim oleh mesin waktu ke tahun 2006 ini? . Untuk memberikan wawasan kepada anda mengenai AJAX dan Web 2.0 ini sesungguhnya silahkan simak artikel berikut ini.

  1. AJAX membuat proses pada website lebih cepat, benarkah?
    Ini tidak sepenuhnya benar! Yang benar adalah karena AJAX mendukung asynchronous sehingga halaman web dapat diupdate seperlunya saja maka proses update website menjadi lebih cepat karena tidak seluruh halaman di download. Tetapi harus anda ingat bahwa pada waktu anda mengedit website tersebut maka browser harus men-load editor tersebut di mana komponen-komponen penunjangnya juga harus di-load dari server ke PC anda! Semakin kompleks sebuah editor maka semakin lama proses loading-nya.

  2. Apa sebenarnya Web 2.0 itu?
    Web 2.0 hanyalah sebuah istilah untuk menunjukkan bahwa teknologi website saat ini memasuki generasi versi 2.0 sesuai penamaan versioning yang ada, sehingga jika anda peningkatan akan dinamai Web 2.1, 2.2, 3.0 dan seterusnya. Pada Web 2.0 aplikasi dijalankan di atas browser bukan di atas platform OS itu secara langsung. Singkatnya, OS menjalankan Browser kemudian Browser menjalankan Application. Dengan demikian proses menjadi lebih lambat. Tetapi ada keuntungannya, yaitu anda tidak perlu melakukan install secara manual karena aplikasi yang dibutuhkan langsung di-download melalui browser tersebut karena itulah disebut Web Application. Sebenarnya sampai saat ini kemampuan Web Application masih belum sempurna, artinya kemampuannya terbatas dibandingkan dengan versi desktopnya.

  3. Benarkah Web Application lebih kecil ukurannya?
    Ya dan tidak. Web application jika seluruh softwarenya di-compile dan diletakkan di server maka sangat besar ukurannya, karena itulah lahirlah teknologi .Net dan JRE (Java Runtime Environment), di mana keduanya merupakan library atau kumpulan fungsi yang dibutuhkan oleh program. Sehingga sebuah aplikasi pada Web Application dapat berukuran kecil karena sebagian ada di library. Dan ingat, tanpa library ini maka Web Application tersebut akan menjadi sangat besar. Nah, untuk itulah library ini perlu diinstall di PC anda, tahukah anda berapa besar ukuran file ini? Untuk .Net (MS .Net Framework 2.0) ukurannya 88.39 MB dan JRE (tepatnya J2SE Runtime Environment 5.0 Update 6) sebesar 119 MB. Angka 2 pada .Net dan J2SE menandakan teknologi Web 2.0. Itulah sebabnya mengapa ukuran Web Application lebih kecil dan karena terpisah (sebagaimana teknologi interpreter) maka Web App umumnya lebih lambat dibandingkan dengan versi dektop.

  4. Dapatkan Web 2.0 dipakai tanpa koneksi internet?
    Tidak. Sampai saat ini Web 2.0 membutuhkan koneksi internet tetapi dalam perkembangannya nanti akan muncul versi offline nya. Beberapa pengguna Yahoo Mail versi Beta kagum dengan interface baru yang berteknologi AJAX tetapi kemudian mereka kembali lagi ke OE (Outlook Express) karena lebih enak membaca email saat offline, lagipula biaya internet mahal dan koneksinya terbatas. Jadi Web App yang baik harus dapat bekerja secara online maupun offline, sehingga ketika sebuah entry perlu di-upload ke internet maka akan dilakukan ketika koneksi tersedia, sebaliknya sebuah dokumen Word yang hanya perlu anda disimpan di HD lokal tidak perlu di-upload.

  5. Apakah Web 2.0 Harus Memakai Internet Kecepatan Tinggi?
    Tidak juga. Artinya, jika anda memakai koneksi dial up dengan kecepatan umum di Indonesia yaitu 36-40 Kbps maka Web App bisa jalan tetapi silahkan ngopi dahulu saat Web App anda yang kompleks di download sampai 100%. Memang sambil menunggu anda dapat meneruskan pekerjaan anda. Karena itu design Web App yang efisien menjadi tantangan programmer web saat ini.

  6. Bagaimana cara membuat Web App yang efisien?
    Pertama, framework (istilahnya Microsoft) atau environment (istilahnya Java) harus mendekati titik sempurna. Artinya harus sebanyak mungkin fungsi tersedia di pustaka (library) ini, ingat sekitar 100 MB library sudah ada di PC anda! Karena masing-masing kubu punya jalan sendiri maka sebaiknya install kedua library ini di PC anda. Sedangkan Web App anda harus semaksimal mungkin memanfaatkan fungsi pada library ini sehingga ukurannya menjadi sangat kecil.

  7. Haruskah Aplikasi Desktop Pindah ke Web App?
    Sebuah aplikasi dektop cukup membutuhkan OS untuk jalan. Sedangkan Web App memerlukan browser, library, dan Web Server. Bahasa program VB, Delphi dan C++ tidak umum dipakai saat ini pada Web Server, umumnya dipakai Phyton, PHP dan ASP. Juga diperlukan script seperti Javascript dan VBscript. Memang ada beberapa komponen untuk memudahkan programming RAD, misalnya Intraweb (untuk Delphi) dan DevExpress (bisa untuk Delphi dan VB .Net), maupun VB .Net sendiri yang sudah mempunyai library internet untuk keperluan Web App. Komponen ini memudahkan programmer high level language karena komponen yang akan menerjemahkannya ke Javascript atau Vbscript. Jika aplikasi dekstop anda tidak memerlukan fitur berbasis website maka tidak perlu dikonversi. Perhatikan pula masalah sekuritas, karena applikasi berbasis web ini lebih rawan terhadap serangan.

  8. Saya lihat dan baca banyak sekali framework Web 2.0, mana yang harus saya pakai?
    Itulah teknologi, saat mulai bertumbuh maka developer berusaha mencuri perhatian dengan membuat framework dan tool untuk memudahkan implementasi WEB 2.0 ini, terutama dengan jargon AJAX. Saat ini yang terbaik adalah wait and see. Karena sekali anda memilih framework merek A maka sulit untuk pindah ke merek B. Pada akhirnya framework dengan pemakai yang terbanyak dan didukung vendor besarlah yang akan menang. Tentu saja menguntungkan jika framework anda mendukung baik .Net maupun JRE. Ada baiknya anda mulai belajar menggunakan yang lebih native seperti Java Server Creator atau Microsoft .Net Studio sehingga anda dapat mengerti teknologi dibalik komponen penunjang Web App. Ya, Web App masih terlalu dini saat ini. Perang antara kubu Java dan .Net sebenarnya baru saja dimulai.

KELEMAHAN WEB APP

  1. Web App lebih lambat daripada aplikasi desktop. Ini wajar, karena prosesnya kembali ke mode interpreter, seperti jaman program Basic dahulu. Web App berinteraksi dengan library yang ada di lokal PC. Engine pada browser berperan dalam waktu pemrosesan.

  2. Sekuritas. Masalah keamanan pada Web App, banyak sekali celah keamanan yang dapat ditembus, bahkan beberapa celah keamanan yang terdapat di browser masih belum diselesaikan. Firefox yang disebut sebagai browser paling aman ternyata hanya sekedar marketing trick saja! Buktinya sejak versi 1.0 Stable diluncurkan sampai dengan versi 1.5 terdapat ratusan bug, mulai dari bug sederhana sampai yang berbahaya! Sedangkan IE dapat dikatakan lebih aman karena sudah melewati ratusan bug.

  3. Dapat saja terjadi seorang hacker membelokan layanan yang anda minta dengan 2 cara: pertama, ketika anda klik pada dokumen Excel misalnya, maka layanan akan dibelokkan ke site tertentu. Kedua, hacker membuat koneksi layanan ke server sehingga server mengira bahwa Web App nya sedang berinteraksi dengannya, padahal bukan.

  4. Siapa atau apa yang dapat menjamin bahwa Web App yang disediakan server adalah aman? Ini menjadi dilema pada saat modus offline diperkenankan untuk mengakses lokal PC anda. Atau bagaimana jika seseorang mengirim Web App seakan-akan kirimannya adalah update terbaru sebuah Web App? Atau mungkin sebuah Web App melakukan modifikasi terhadap layanan yang lain? Bisa jadi file Excel yang dibuat oleh Web App merek A kemudian diedit oleh Web App merek B dan kemudian dibaca oleh Web App merek C.

  5. Promosi Web App yang berlebihan mengaburkan peranan Web App itu sendiri. Jargon AJAX muncul sana-sini seakan-akan AJAX adalah senjata pamungkas! Mereka yang tidak waspada dan tidak pernah membuat Web App dari dasar akan mudah sekali terjebak pada promosi ini. Intinya Web App masih berupa tunas yang baru tumbuh.

KESIMPULAN

Sebuah deskripsi yang masih sangat kabur terbentang mengenai perkembangan Web App ini. Semua orang berharap mendapatkan aplikasi yang lebih baik, lebih cepat, lebih efisien dan lebih segala-galanya. Salah satu benang kusutnya adalah terlibatnya sejumlah trik marketing untuk mempromosikan Web App 2.0. Sehingga pembaca ketika mencoba googling 'AJAX atau Web App 2.0" akan dihadirkan dengan jutaan website, sebagian di antaranya dibumbui dengan trik marketing yang hebat.

Jadi bagaimana? Secara pribadi, saya menyarankan anda untuk "wait and see but still try". Artinya, tunggu saja sampai implementasi yang ada berhasil tetapi tetap mencobanya di lingkungan laboratorium. Lihat saja sampai kekurangan pada Web 2.0 diperbaiki di versi 2.1, 2.2 dan selanjutnya. Sebagai bahan pertimbangan mengapa saya berpikir demikian adalah:

  • Sampai saat ini layanan Yahoo Mail berbasis Web Appmasih belum sempurna, beberapa fungsi masih belum bekerja di Web App.
  • Sampai saat ini, layanan mirip Excel yaitu www.irows.com dan www.Zohowroter.com belum sempurna. Keduanya belum dapat menggantikan Excel 100%. Bahkan sangat lambat ketika 100.000 baris data anda masukkan dan lakukan perintah sederhana seperti scrolling dan sorting!
  • Layanan gOffice (www.goffice.com) yang mempunyai web app mirip Adode PageMaker ternyata hanya kulitnya saja alias hanya memiliki kemampuan terbatas!
  • Tolak ukur keberhasilan Web App ini salah satunya ada pada CMS Joomla! Mengapa? Karena CMS inilah yang paling banyak penggunanya dan implementasi AJAX dimulai pada Joomla 1.5 (saat ini masih 1.5 Beta 1). Sedangkan untuk kubu .Net tolak ukurnya adalah CMS DNN (DotNetNuke).
Saat ini lebih baik waktu dimanfaatkan untuk membenahi sistem anda, lakukan audit/evaluasi terhadap sistem yang sudah anda miliki. Dan luangkan waktu untuk tetap memonitor perkembangan tekonologi Web App ini. Cobalah gunakan aplikasi Web App yang sudah tersedia untuk mengerjakan tugas yang kompleks di Excel dan PageMaker sehingga anda lebih mengerti apa yang dimaksud dengan kemampuan terbatas pada kedua aplikasi berbasis web tersebut. Bagi kubu Java memang pusing tujuh keliling karena solusi yang ditawarkan terlalu banyak dan tidak seragam. Sedangkan bagi kubu .Net dapat lebih lega karena meskipun solusinya banyak namun masih dalam garis teknologi .Net itu sendiri. Kedua kubu menawarkan tools yang gratis, jadi harga bukan merupakan ukuran lagi saat ini. Bahkan source code Web App yang dihasilkan kedua belah pihak sama-sama terbuka, setidaknya tidak sulit mencari sourcenya. Pada akhirnya waktu jualah yang menunjukkan bagaimana perkembangan Web App ini, setidaknya menurut pendapat pribadi saya, tunggu sampai Web App versi 2.5 atau 6-12 bulan ke depan. (ujar : wendy)

artikel kutipan : http://www.drupal-id.com/id/salah_kaprah_ajax_dan_web_2_0