Sejak beberapa tahun belakangan ini, ada satu jargon baru di dunia online branding, yang jadi alat jualan para produsen Indonesia. Jargon microsite mulai dikenalkan oleh para produsen (dan para media online) kepada para konsumennya yang aktif di dunia maya. Sebenarnya, apakah microsite itu? Apakah berbeda dengan website pada umumnya?
Sebenarnya, istilah microsite (atau sering pula disebut dengan mini website) lebih menekankan pada aspek pemasaran sebuah website. Secara teknis, sebuah microsite tidaklah berbeda dengan website pada umumnya. Aplikasi yang digunakan pun sama (HTML, PHP, Flash, dll). Microsite lebih berfokus pada fungsi konten di dalamnya sebagai alat promosi, branding, penjualan, layanan, atau kampanye.
Biasanya, sebuah microsite hanya spesifik menampilkan sebuah produk/pesan tertentu. Microsite bisa dipakai untuk menggali informasi tertentu dari konsumen, menawarkan contoh produk yang sifatnya terbatas/musiman, menampilkan advertorial produk, atau membangun brand awareness melalui suatu program kampanye tertentu dari brand/produk.
Sebuah perusahaan besar yang mencakup banyak brand, bisa saja membuat microsite untuk setiap brand-nya. Atau, sebuah brand yang terdiri dari banyak kumpulan lini produk, bisa pula membuat microsite hanya untuk satu produk tertentu saja. Satu jenis produk dari sebuah brand bisa pula membangun microsite khusus untuk kampanye tertentu produk itu saja dalam suatu periode.
Sebagai gambaran, Unilever Indonesia terlihat paling sering membuat microsite. Mereka membangun microsite yang berbeda untuk beberapa brand-nya. Setiap brand memiliki ciri khas visualnya tersendiri. Microsite digunakan untuk menjaga kekhasan visual brand. Umumnya, konten microsite-nya pun disesuaikan dengan program kampanye dan target brand tersebut.
Bahkan, beberapa penamaan URL microsite pun disesuaikan dengan nama kampanye brand tersebut. Sebut saja Lifebuoy (dulu dengan www.jawaragaktakutjerawat.com), Sunsilk (dulu dengan www.sunsilkbeautycamp.com dan www.sunsilkclass.com), Clear (dulu dengan www.cleartopten.com dan www.clearkencanimpian.com), CloseUp (dengan www.closeupplanet.web.id), atau Conello (dulu dengan www.jagogebet.com). Perusahaan Indonesia lainnya yang juga membangun microsite antara lain: Bank Niaga (dengan www.cintaniaga.com) dan Gudang Garam (dengan www.ggpriapunyaselera.com).
Bila sebuah microsite dipakai untuk program kampanye tertentu, umumnya berumur pendek. Biasanya hanya tayang dalam 3-6 bulan. Selanjutnya, saat program kampanye itu selesai, microsite pun sudah tak aktif kembali.
Tidak selamanya membangun sebuah microsite itu sekompleks microsite milik brand Unilever Indonesia di atas. Microsite sederhana biasanya bisa saja berupa advertorial, berisikan 4-6 halaman statis mengulas singkat brand atau product knowledge. Umumnya, format microsite inilah yang menjadi pelengkap paket iklan saat sebuah brand hendak berpromosi di media online seperti Detik.com atau Kompas.com.
aartikel kutipan : http://media-ide.bajingloncat.com/2007/01/09/apa-itu-microsite/