21 July 2007

Cara Pemasangan Kabel UTP

UTP, singkatan dari “Unshielded Twisted Pair”. Disebut unshielded karena kurang tahan terhadap interferensi elektromagnetik. Dan disebut twisted pair karena di dalamnya terdapat pasangan kabel yang disusun spiral alias saling berlilitan. Ada 5 kategori kabel UTP. Dari kategori 1 sampai kategori 5. Untuk jaringan komputer yang terkenal adalah kategori 3 dan kategori 5.


Kategori 3 bisa untuk transmisi data sampai 10 mbps, sedang kategori 5 sampai 100 mbps. Kalau hanya buat misalnya jaringan komputer di kantor atau kampus atau warnet, paling hemat ya menggunakan yang kategori 3. Itu sudah lebih dari cukup.


Setahu penulis ada banyak merek yang beredar di pasaran, hanya saja yang terkenal bandel dan relatif murah adalah merek Belden - made in USA. Kalau mau yang lebih murah dan penggunaannya banyak, maka beli saja yang satu kotak, panjangnya sekitar 150 meter. Jangan lupa beli konektornya. Konektornya bentuknya seperti colokan telepon hanya saja lebih besar.


Satu lagi yang sangat penting, Anda harus punya tang khusus buat memasang konektor ke kabel UTP, istilah kerennya adalah “crimp tool”. Alat ini gunanya untuk ‘mematikan’ atau ‘menanam’ konektor ke kabel UTP. Jadi sekali sudah di ‘tang’, maka sudah tidak bisa dicopot lagi konektornya. Dan kalau mau yang lebih OK, biar tidak nanggung maka beli pula sebuah LAN tester. Anda bisa membeli yang merek dari Taiwan saja agar lebih murah. Bentuknya seperti kotak dan ada lampu LED-nya delapan pasang dan bisa kedap-kedip.


OK sekarang peralatan udah siap, penulis mulai saja. Secara umum, pemasangan kabel UTP tersebut ada dua tipe, yaitu tipe straight dan tipe cross. Disebut tipe straight soalnya masing-masing kabel yang jumlahnya 8 itu berkorespondensi 1-1, langsung. Sedangkan disebut cross soalnya ada persilangan pada susunan kabelnya. Bingung?


OK! Untuk tipe straight itu digunakan untuk menyambungkan kabel dari client ke hub. Sedangkan untuk tipe cross adalah untuk client langsung terhubung ke client (cpu to cpu) atau juga dari hub ke hub.


Kita bahas dulu yang tipe straight

Tipe ini adalah yang paling gampang dibuat. Kenapa? Soalnya langsung korespondensinya 1-1. Standar urutannya begini : 2 oranye - 1 hijau - 2 biru - 1 hijau - 2 coklat . 2 oranye disini maksudnya pasangan oranye muda sama oranye tua dan seterusnya. Tapi tidak usah ikut standar pewarnaan itu juga sebenarnya tidak masalah. Yang penting urutan kabelnya. Misal ujung pertama urutan pin pertamanya oranye muda, maka ujung yang lain urutan pin pertamanya juga harus oranye muda, jadi antar ujung saling nyambung. Sebenarnya tidak semua pin tersebut digunakan.


Yang penting adalah pin nomor 1,2,3 dan 6. Jadi misal yang disambung hanya pin 1,2,3 dan 6 sedangkan pin yang lain tidak dipasang, tidak jadi masalah. Untuk lebih jelasnya silakan lihat gambar di bawah yang penulis foto dari sebuah buku.


Yang kiri urutan korespondensi buat tipe straight, yang kanan yang cross


Waktu akan memasangnya, maka potong ujung kabelnya, kemudian susun kabelnya trus diratakan dengan pisau potong yang ada pada crimp tool. Andak tidak perlu repot harus melepaskan isolasi pada bagian ujung kabel, karena waktu Anda memasukan kabel itu ke konektor lalu ditekan (pressed) dengan menggunakan crimp tool, sebenarnya saat itu pin yang ada di konektor menembus sampai ke dalam kabel. Perhatikan, agar penekannya (pressing) yang keras, soalnya kalau tidak keras kadang pin tersebut tidak tembus ke dalam isolasi kabelnya. Kalau sudah kemudian Anda test menggunakan LAN tester. Masukkan ujung ujung kabel ke alatnya, kemudian nyalakan, kalau lampu led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 sampai 8 berarti Anda telah sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut ada masalah. Cara paling mudah yaitu Anda tekan (press) lagi menggunakan tang. Kemungkinan pinnya belum tembus. Kalau sudah Anda tekan tetapi masih tidak nyambung, maka coba periksa korespondensinya antar pin udah 1-1 atau belum. Kalau ternyata sudah benar dan masih gagal, berarti memang Anda belum beruntung. Ulangi lagi sampai berhasil.


LAN TESTER - alat untuk memeriksa benar tidaknya sambungan kabel. Untuk tipe straight jika benar maka led 1 sampai 8 berkedip.


Berikut adalah gambar dari bawah dari ujung kabel UTP yang sudah dipasangi konektor dan berhasil dengan baik (urutan pewarnaan pinnya ikut standar):


urutan pin standar


Dan kalau yang ini tidak standar, coba perhatikan urutan warna pinnya, sangat tidak standar, tapi tetap saja bisa, yang penting korespondensinya satu satu (khusus tipe straight):


urutan pin TIDAK standar


Tipe Cross

Untuk tipe cross itu digunakan untuk menyambungkan langsung antar dua PC, atau yang umumnya digunakan untuk menyambungkan antar hub. (misalnya karena colokan di hubnya kurang). Cara pemasangannya juga sebenarnya mudah, sama seperti tipe straight, pin yang digunakan juga sebenarnya hanya 4 pin saja, yaitu pin 1, 2, 3 dan 6. Yang berbeda adalah cara pasangnya. Kalau pada tipe cross, pin 1 disambungkan ke pin 3 ujung yang lain, pin 2 ke 6, pin 3 ke 1 dan pin 6 ke 2. Praktisnya begini, pada ujung pertama Anda bisa susun pinnya sesuai standar untuk yang tipe “straight”, sementara itu di ujung yang lain Anda susun pinnya sesuai standar buat tipe “cross”.


Masih bingung? Begini cara mudahnya:


Ujung pertama:

oranye muda

oranye tua

hijau muda

biru muda

biru tua

hijau tua

coklat muda

coklat tua


Maka di ujung yang lain harus dibuat begini:

hijau muda

hijau tua

orange muda

biru muda

biru tua

orange tua

coklat muda

coklat tua


Sudah agak lebih mengerti? Jadi disini posisi nomor 1, 2, 3 dan 6 yang ditukar. Nanti jika dites menggunakan LAN tester, maka nantinya led 1, 2, 3 dan 6 akan saling bertukar. Kalau tipe straight menyalanya urutan, sedangkan tipe cross ada yang lompat-lompat. Tapi yang pasti harus menyalasemua setiap led dari nomor 1 sampai 8.


OK, selamat membangun jaringan komputer. Semoga Anda bisa berhasil sewaktu memasang konektor pada kabelnya. Semoga ilmu ini berguna buat Anda, soalnya waktu dulu penulis pertama kali membuat jaringan hasilnya lucu sekali, untuk mengupas kabelnya penulis masih menggunakan cutter, padahal sudah ada fasilitasnya di crimp toolnya. Tambah lagi ujung-ujungnya tiap kabel penulis kelupas lagi menggunakan cutter, padahal yang betul tidak perlu dikupas satu-satu, biarkan saja rata, karena nantinya apabila di ‘crimp tool’ maka pin tersebut masing-masing akan tembus ke dalam kabelnya.

Source : http://cs.uad.ac.id/riadi/2006/04/13/pemasangan-kabel-utp/

11 July 2007

The Moldavian Blackhat


First of all people should stop blaming Google, they are not perfect but still the best on removing spam sites.

If MSN and Yahoo have much fewer indexed pages from this guy's domains, it is only because their bots are lazier and their index space lower.

Some of his sites are already banned from Google, some not, of course you would probably expect G to act faster, but I think they want the banning process to be automatically to avoid further spam. If they ban manually, tomorrow 10 others will spam again.

Here is a quick explanation on how he did this whole madness:

  1. He registered a couple of domains (t1ps2see.com, eiqz2q.org, etc)
  2. He used some lame automatic page generator to make thousands of meaningless pages.
  3. He setup his web server(probably mod_rewrite rules) and DNS to work with anysubdomain.domain.com, we can see this on a random query:
    $ host worihqweoirhwqer.t1ps2see.com
    worihqweoirhwqer.t1ps2see.com has address 70.87.73.35
  4. A little programming on the site for interlinking pages and probably for querying some mysql databases where he stored the generated pages.
  5. He setup some kind of cloaking, using body onLoad="document.f.submit()" and also giving a page to googlebot and another to visitor, creating confusion. He even denied page caching, but seems like he missed msn where cached pages still appear.
  6. He used a couple of trusted(or ex-trusted) PR5 sites like www.intermedia.md, www.chat.md, www.faces.md , etc. to get backlinks Although we no longer see them now, in a cached page of these sites there are entries like:
    a href="http://2333.water.eiqz2q.org"
    img src=http://images.faces.md/images/0.gif border=0
    a href="http://1272.manager.eiqz2q.org"
    img src=http://images.faces.md/images/0.gif border=0
    a href="http://307.pizza.eiqz2q.org"
    img src=http://images.faces.md/images/0.gif border=0
  7. He waited a few days for his pages to get indexed

Have you noticed anything spectacular? No! Any webmaster with a few programming knowledge can do this... but it will be totally unethical.

And you should also notice the BAD parts in this: he has nothing stable, he will get banned sooner or later and will have to start over and he had to sacrifice those PR5 sites: faces.md, welena.com, intermedia.md, etc. Another bad part for him is that he attracted too much the attention of webmasters, many forums talk about this now and sending abuse reports to Google.
Some of the white hats maybe now wants to try this? I don't know if it's illegal or not, probably not but you should "Know well what leads you forward and what holds you back".

SOURCE : http://anaaman.blogspot.com/2006/06/moldavian-blackhat.html

04 July 2007

Bye Bye ccTDL .id (co.id/net.id/web.id dll) Welcome .id doang


Jakarta, Endonesia — Pemerintah Indonesia, via Departemen Kominfo, akhirnya berbuat pintar juga. Pemerintah akan segera membubarkan penggunaan domain bertele-tele semacam co.id, net.id, or.id, web.id, sch.id, dll, dan menggantinya dengan domain berakhiran tungal: ID.
Direktur Jenderal Aplikasi Telematika Depkominfo Cahyana Ahmadjayadi Jumat lalu (22/6) mengatakan, pelaksanaan perubahan itu akan dilakukan secara bertahap dan dilakukan berdasarkan akhiran domain yang sudah dimiliki pengguna.

Para pemilik doamin .net.id, co.id, dan web.id, misalnya, diberi waktu hingga 31 Agustus 2007 untuk mengubah nama domainnya. Sedangkan pemilik domain sch.id, ac.id, dan or.id, kata mantan Dirut PT Pos Indonesia itu, diberi tenggat waktu hingga 30 Septermber 2007. Adapun pemilik domain go.id dan mil.id diberi waktu hingga 28 Februari 2008.

Per Juni 2007 terdapat 38.461 nama domain yang menggunakan aneka akhiran id. Rinciannya: co.id sebanyak 17.552 buah (48%), web.id 8.814 (24%), or.id 5942 (16%), sch.id 1533 (4%), go.id 1461 (4%), mil.id 1032 (3%), net.id 266 (1%) dan war.net 108 (1%).

Cahyana Ahmadjayadi juga mengungkapkan bahwa Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) tidak akan lagi bertindak sebagai pengelola domain. Tugas tersebut sekarang dipegang oleh lembaga nirlaba bernama PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia), yang diketuai oleh Teddy Sukardi.

Langkah pemerintah ini bisa dibilang langkah cerdas. Pasalnya, ragam domain yang ada selama ini terlihat tak lucu. Perusahaan, misalnya, mesti pakai co.id, yang kerap diplesetkan sebagai ko-it atau koit, alias mati. Jadi kalau ingin jadi perusahaan yang mati, pakailah akhiran co.id.

Meski cerdas, tak jelas mengapa pengurusan domain diserahkan kepada PANDI. Terlebih lagi, meski lembaga ini mengurus domain, PANDI hingga kini justru tak jelas di mana alamat domainnya. Logisnya sih, www.pandi.or.i d . Sayangnya, domain yang satu itu sampai sekarang masih kosong melompong.

Software registrasi domain Indonesia pun sedang diperbarui. Status software bernama Address itu hingga kini masih beta. Pembuatnya adalah Ametis Technology, http://www.ame tis.co.id *** che

Link:Introduction to ID by Teddy Sukardi http://www.scr ibd.com/doc/124631/Introductio n-to-ID